Rabu, 08 Oktober 2014

Yang Manakah Karakteristik Gaya Belajar Anak Anda?

Belajar dalam kehidupan manusia, baik itu anak-anak maupun dewasa tidak hanya secara akademik namun juga secara non-akademik.Dampak dari hasil belajar dapat dilihat dari perubahan yang terjadi dalam hidupnya, baik dalam kemampuan motorik, bahasa, emosi maupun kognisi. Dengan demikian, hasil belajar seseorang bukan hanya terbatas pada perolehan angka atau nilai dalam bidang akademik semata-mata, namun meliputi seluruh aspek kemampuan yang berkembang dan ia butuhkan untuk dimanfaatkan dalam menjalani kehidupannya.

Belajar secara akademik adalah salah satu aspek penting dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir (kognisi), kecerdasan emosi dan bahasa, serta kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Aspek-aspek ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan hidup (life skill) berfungsi dalam kehidupan personal dan sosial secara optimal. Menurut Vernon A Magnessen (DePorter, et. al), individu belajar melalui:

10 % Dari bacaan/membaca

20% Dari apa yang didengar

30% Dari apa yang dilihat
50% Dari yang dilihat dan didengar
70% Dari apa yang dikatakan
90% Dari apa yang dilakukan

Dengan memperhatikan teori dari Vernon A Magnessen, bahwa seseorang akan lebih memahami dan mengingat apa yang dipelajarinya melalui melakukannya. Karena individu tersebut akan mengalaminya langsung dan mampu mengingatnya lebih lama. Selain memperhatikan hal tersebut, dalam memberi pengajaran juga kita dapat memperhatikan karakteristik gaya belajar seseorang.

 Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).

Fleming dan Mills (1992) dalam Slamento (2003) mengajukan kategori gaya belajar (Learning Style) VARK ( Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic) tersebut sebagai berikut:

1.      Visual (V)
Kecenderungan ini mencakup menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi.

a.       Beberapa karakteristik Visual Learner adalah :
1)      Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar
2)      Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat
3)      Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak
4)      Cenderung menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu
5)      Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain
6)      Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
7)      Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa
8)      Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar
9)      Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
10)  Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa terganggu
11)  Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati
12)  Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta
13)  Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan

b.      Media atau bahan yang cocok
1)      Guru yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan
2)      Media gambar, video, poster dan sebagainya
3)      Buku yang banyak mencantumkan diagram atau gambar
4)      Flow chart
5)      Grafik
6)      Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda
7)      Symbol-simbol visual

c.       Strategi belajar
Ø  Mengganti kata-kata dengan symbol atau gambar

2.      Aural atau Auditory Learning (A)
Modalitas ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.

a.       Beberapa karakteristik Auditory Learner antara lain :
1)      Mampu mengingat dengan baik apa yang mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan
2)      Mengingat dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang kalimat
3)      Sangat menyukai diskusi kelompok
4)      Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami
5)      Mampu menginngat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas
6)      Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit
7)      Suka berbicara
8)      Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik)
9)      Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
10)  Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang atau menulis
11)  Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti : hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru dsb.
12)  Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara
13)  Mudah terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali

b.      Media atau bahan yang cocok
1)      Menghadiri kelas
2)      Diskusi
3)      Membahas suatu topic bersama dengan teman
4)      Membahas suatu topic bersama dengan guru
5)      Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain
6)      Menggunakan perekam
7)      Mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik
8)      Menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb)

c.       Strategi belajar
1)      Catatan yang dibuat mungkin sangat tidak memadai. Tambahkan informasi yang didapat dengan cara berbicara dengan orang lain dan mengumpulkan catatan dari buku.
2)      Rekam ringkasan dari catatn yang dibuat dan dengarkan rekaman tersebut
3)      Minta orang lain untuk mendengar pemahaman yang diterima mengenai suatu topic
4)      Baca buku atu catatn dengan keras

3.      Read – Write

a.       Media/bahan yang cocok:



• Kamus
• Handout
• Buku teks
• Catatan
• Daftar
• Essay
• Membaca buku manual

Murid HSBM


b.      Strategi belajar:



• Tuliskan kata-kata secara berulang-ulang
• Baca catatan Anda (dengan sunyi) secara berkali-kali
• Tulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda
• Terjemahkan semua diagram, gambar, dan sebagainya ke dalam kata-kata

4.      Kinestetic atau Tactile Learner (K)
Berdasarkan definisi, modalitas ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.

a.       Beberapa karakteristiknya adalah :
1)      Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
2)      Sulit untuk berdiam diri
3)      Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
4)      Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
5)      Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
6)      Mempelajari hal-hal yang abstrak (symbol matematika, peta dsb)
7)      Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran
8)      Menikmati kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran
9)      Sering berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil catatan tersebut
10)  Menyukai penggunaan computer
11)  Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara antusias
12)  Sulit apabila diminta untik berdiam diri atau berada disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik
13)  Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan sesuatu

b.      Media/ bahan yang cocok
1)      Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran
2)      Laboratorium
3)      Kunjungan lapangan
4)      Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata
5)      Pengaplikasian
6)      Pameran, sampel, fotografi
7)      Koleksi  berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya

c.       Strategi belajar
1)      Mengingat kejadian nyata yang terjadi
2)      Masukan berbagai macam contoh untuk memudahkan dalam mengingat konsep
3)      Gunakan benda-benda untuk mengilustrasikan ide
4)      Kembali ke laoratorium atau tempat belajar dapat melakukan eksperimen
5)      Mengingat kembali mengenai eksperimen, kunjungan lapangan dan sebagainya


 Multi Modalitas

Tunggal modalitas yaitu satu tipe gaya belajar seperti visual learner/ auditory learner/ read write ataupun kinesthetic learner. Sedangkan pada multi modalitas akan mempunyai lebih dari satu tipe gaya belajar. Setiap orang berpotensial memiliki tipe belajar multimodalitas tergantung  bagaimana semua indera yang seseorang tersebut miliki untuk dilatih. 
Pada dasaranya dengan multimodalitas seseorang dapat menerima proses belajar dalam kondisi dengan cara beradaptasi terhadap model pembelajarannya.
Baykan dan Nacar (2007) yang membandingkan prestasi belajar siswa yang gaya belajarnya tunggalmodalitas dan multimodalitas. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan.

Memaksimalkan gaya belajar yang dimiliki dengan cara belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing akan membuat seseorang dapat ,memperoleh prestasi belajar yang baik.





Secara realita jenis gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditori, dan kinetetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi) (Didang, 2006). 




Optimasi fungsi kecerdasan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Memahami bagaimana individu belajar dan bagaimana karakteristik metode belajarnya, adalah salah satu cara. Dengan memperhatikan tipe-tipe atau karakteristik belajar diatas, maka kita bisa mengidentifikasi dengan cara apa seorang individu lebih mudah menyimpan dan mempelajari sesuatu, sehingga hasil belajarnya pun menjadi optimal. Karakteristik belajar ini, akan menentukan gaya belajar dan proses pemindahan informasi seperti apa yang paling tepat untuk mengoptimalkan hasil belajarnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan aktivitas belajar adalah mengenali dan memahami kepribadian seorang anak dalam belajar. Ciri-ciri atau tipe kepribadian individu yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:

1. Ciri intelektual/belajar

Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus, peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan inti/kesimpulan dari suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal

2. Ciri kreativitas

Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tidak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang dperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal yang baru, kemampuan mengembangkan atau merinci suatu ide (kemampuan elaborasi) sangat baik.

Siswa HSBM


3. Ciri motivasi

Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum tugas selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami suatu bidang/bahan pengetahuan yang diajarkan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat putus asa dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa (misal masalah korupsi, bencana alam, atau topik-topik yang sedang aktual). Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Proses belajar seseorang, memang ditentukan oleh kemampuan kecerdasannya. Namun optimasi atau pemanfaatan fungsi kecerdasan ditentukan oleh banyak faktor. Anak-anak yang mempunyai kemampuan kecerdasan rata-rata bisa saja memiliki hasil belajar yang optimal dan lebih baik dibandingkan dengan anak-anak dengan kemampuan kecerdasan diatas rata-rata. Begitu pula halnya pada anak yang dianggap ‘biasa-biasa saja’ selalu ada peluang untuk memiliki hasil belajar yang lebih baik dari anak yang dianggap ’pintar’. Memahami metoda dan karakteristik belajar seorang anak dapat membantu mengoptimalkan pemfungsian kemampuan kecerdasannya.
Adapun kecerdasan seseorang, berkaitan dengan kerja belahan otak kiri dan otak kanan. Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas, imajinasi dan intuisi, humanistik, divergen. Sementara belahan otak kiri berhubungan dengan keteraturan, logika, linier, sekuensi/keurutan, fokus dan konvergen. Kecedasan sendiri adalah kemampuan seseorang untuk menarik keuntungan dari lingkungannya; dalam arti mampu berperilaku secara adaptif, berfungsi secara sukses dalam lingkungannya (Reber, 1995). Dengan definisi ini, maka kecerdasan tidaklah hanya berkaitan dengan kemampuan akademik saja, melainkan bagaimana seseorang berhasil menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya. Kecerdasan memiliki berbagai bentuk/tampilan, menurut Howard Gardner paling tidak ada 8 jenis kecerdasan, sebagai berikut:
Jenis Kecerdasan

1. Linguistic (bahasa) Kemampuan untuk menggunakan bahasa secara efektif, mengerti kata-kata serta nuansa makna kata.

Jenis pekerjaan –> Menulis, editing, menerjemahkan, membuat argument yang persuasive, pengarang, penulis puisi, wartawan, ahli pidato, pembawa acara.
Bentuk Stimulasi

• Beri kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk bicara

• Sediakan sebanyak-banyaknya waktu untuk berbicara dengan anak berdua saja

• Lakukan permainan melengkapi kalimat, permainan tebak-tebakan kata, bermain peran
• Membaca buku bersama-sama
• Bercerita,

2. Logic- mathematic (logika matematika)

Kemampuan dalam bidang sains, memecahkan masalah secara logis, terutama dalam matematik (memanipulasi angka).

Jenis Pekerjaan –> Sains, memformulasikan dan menguji hipotesa mengenai gejala yang diamati; kedokteran, memecahkan soal matematika dengan cepat, bisnis, ilmuwan, pekerja akunting, insinyur, programmer komputer
Bentuk Stimulasi

Memperkenalkan anak konsep jumlah, konsep lebih besar-lebih kecil, mengenali angka, melakukan klasifikasi, mengurutkan

3. Musical (musikal)

Kemampuan untuk memahami dan menciptakan music, memiliki apresiasi musik.

Jenis Pekerjaan –> Memainkan alat music, membuat/menciptakan lagu, menjadi konduktor, penyanyi, pengamat dan pengkritik musik
Bentuk Stimulasi 

Mendengarkan ritma lagu, menyaksikan pertunjukan music, menyanyi sambil menari, bermain sambil mendengarkan lagu

4. Visual Spatial (visual ruang)

Kemampuan untuk menemukan lokasi (jalan); memperkirakan hubungan antar benda dalam ruang. Mampu memperhatikan detail dari apa yang dilihat, dan membayangkan serta memanipulasi objek visual didalam benaknya.

Jenis Pekerjaan –> Arsitektur, perencanaan kota, pekerjaan perkayuan (misal membuat mebel), pelaut, pilot, pelukis, arsitek, pemahat, ahli geografi
Bentuk Stimulasi

Menggambar, melukis, bermain plastisin, tanah lempung, berkreasi dengan barang bekas, bermain puzzle, berimajinasi, berdandan, melihat peta, menggambar peta rumah, atau peta jalan dari rumah menuju ke tempat tertentu

5. Bodily-kinesthetic (kinestetika tubuh)

Kemampuan untuk bergerak dengan ketepatan (presisi) dan menggunakan keterampilan tubuh.

Jenis Pekerjaan –> Menari (penari), olah raga (atlet), pantomim, ahli bedah, ahli-ahli teknik
Bentuk Stimulasi

Mengajaknya berlari, bermain di alam bebas, melompat, berayun, meloncat, meniti, menggerakkan tubuh sambil mengikuti irama music, mewarnai gambar, menguntai kalung, menuang air kedalam botol, menyusun mainan

6. Interpersonal (interpersonal/ antar pribadi)

Kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, mampu mengenali perilaku orang dengan jeli ‘membaca’ suasana hati orang lain, menemukan dorongan serta maksud yang mendasar dari perilaku orang lain.

Jenis Pekerjaan –> Bidang pengajaran (guru), psikologi, acting, pekerja social, politikus
Bentuk Stimulasi

Membiasakan anak bergaul dengan orang lain, membaca cerita dan mengidentifikasi tokoh-tokoh dalam cerita, melatih anak memahami perasaan orang lain, melatih anak untuk memahami perasaannya sendiri, misal saat marah, cemas, takut, gembira, senang, sedih

7. Intrapersonal (dalam diri)

Kemampuan untuk memahami diri sendiri, mengenali perasaan, motif dan dorongan yang dimiliki diri pribadi, kekuatan intuitif, mampu memotivasi diri, studi mandiri

Jenis Pekerjaan –> Motivator, Bidang konseling, psikiatri, ahli agama (teolog), filsuf
Bentuk Stimulasi 

Melatih anak mengenali dan menyadari berbagai perasaan dalam dirinya, mengajarkan pada anak keunikannya, melatihnya menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, memberinya tugas-tugas yang dapat ia kerjakan sendiri, memberi pujian dan penghargaan atas prestasinya, membiasakan ia untuk mandiri

8. Naturalist (naturalistic/alam)

Kemampuan untuk membeda-bedakan spesies serta ciri-cirinya (berkenaan dengan bahan alam), mampu melakukan pengamatan dan observasi nilai kehidupan

Jenis Pekerjaan –> Memancing, berburu, beternak, berkebun, bertani (petani), memasak, ahli biologi, ahli tumbuh-tumbuhan (botanist), ahli pertamanan (landscaper)
Bentuk Stimulasi 

Mengajak anak ke kebun binatang, kebun raya, perkebunan, pegunungan, hutan, sungai, sumber air panas, memperkenalkan anak dengan berbagai objek alam, membiasakan mereka ikut menjaga alam misal menyiram tanaman, menanam, menyediakan buku dan film mengenai alam, membicarakan mengenai alam, memelihara hewan, tanaman, mengoleksi benda-benda alam

Usaha mengoptimalkan fungsi kecerdasan seseorang telah banyak diteliti dan menemukan berbagai alternatif cara untuk melakukannya. Berbagai pendekatan dan metode belajar juga telah banyak dicobakan oleh berbagai institusi pendidikan, mulai dari metode belajar Quantum, metode Montessori, dan lain-lain. Memahami karakteristik belajar seorang anak, adalah salah satu cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua di rumah untuk membantu anak mengoptimalkan fungsi kecerdasannya, sehingga anak bisa berkembang optimal dan mendapat manfaat sebesar-besarnya dari interaksinya dengan berbagai pengetahuan pada setiap jenjang pendidikan yang dilaluinya.

Lalu, termasuk yang manakah anak Anda? Apapun itu, motivasi adalah cara terbaik untuk menumbuhkan kepercayaan diri sang anak. Sehingga ia mampu menemukan jati diri dan mengenal karakteristik diri untuk mengembangkan dirinya.



Bimo dan Fargas, Murid Homeschooling Bina Mandiri Batam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar