Selasa, 02 September 2014

Kecerdasan yang Berkarakter Tujuan Utama Pendidikan

Pembentukan karakter pada seorang anak bukanlah hal mudah yang dapat dilakukan hanya dalam waktu sekejap. Menurut Helen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904) “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”. Diperlukan upaya yang terus menerus dan refleksi mendalam dan ditindaklanjuti dalam aksi nyata untuk dijadikan custom (kebiasaan) dan membentuk watak dan tabiat seseorang. Dalam dunia pendidikan, sesungguhnya tujuan pendidikan tidak hanya menciptakan insan yang cerdas namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni “intelligence plus character that is the goal of true education” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya). Dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di sekolah memang telah dicantumkan tujuan karakter yang ingin dicapai setelah terlaksananya proses belajar pembelajaran, maka hal tersebut seharusnya tidak hanya tercantum secara tertulis tetapi dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Di lingkungan sekolah sendiri, merupakan tanggung jawab seorang pendidik dan kependidikan sebagai role model untuk memberikan contoh karakter yang baik. Di lain pihak selain di lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan menjadi faktor penentu pembentukan karakter anak. Menurut Qurais Shihab (1996; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama. Oleh karenanya ada tiga komponen penting (guru, keluarga dan masyarakat) dalam upaya merelaisasikan pendidikan karakter berlangsung secara nyata bukan hanya wacana saja tanpa aksi.

Karakter yang baik membentuk kehidupan manusia yang baik pula. Manusia adalah faktor penting dalam menciptakan kehidupan yang baik. Menurut Timothy Wibowo (dalam artikelnya "Menanamkan Pendidikan Karakter Bangsa adalah Suatu PrioritasKehidupan yang baik dan sejahtera itu dapat dibentuk dan diciptakan. Pertanyaannya bagaimana membentuknya? Bentuklah melalui kebiasaan. Di Australia, orangtua tidak pernah pusing jika anaknya belum bisa baca-tulis. Mereka lebih mementingkan sikap disiplin dan pendidikan karakter sedini mungkin, karena pendidikan karakter membutuhkan waktu lebih dari 16 tahun dan dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten dibandingkan dengan mengajar membaca dan menulis yang hanya membutuhkan waktu 6 bulan. Bisakah kita mencontoh negara tetangga kita tersebut? Mulailah pembiasaan karakter yang baik dimulai kesadaran dari diri sendiri hingga kita mampu menciptakan lingkungan yang baik dan karakter bangsa yang baik pula. Semoga bisa menjadi pencerahan hari ini ya. (Gita.)

Foto: file Homeschooling Bina Mandiri Batam

Daftar Referensi:

http://www.pendidikankarakter.com/mewujudkan-pendidikan-karakter-yang-berkualitas/
http://www.pendidikankarakter.com/menanamkan-pendidikan-karakter-bangsa-adalah-suatu-prioritas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar