Kamis, 28 Mei 2015

Liputan KCS TV di Komunitas Homeschooling Bina Mandiri

Hari ini (Jumat, 29 Mei 2015), Homeschooling Bina Mandiri Batam mendapat kunjungan liputan dari KCS TV Dinas Pendidikan Pemprov. Dalam kunjungannya, KCS TV meliput kegiatan belajar dan pembelajaran di HSBM. Kedatangan wartawan KCS TV disambut hangat oleh Ketua Yayasan Bina Mandiri, Ibu Oni yang mewakili Bapak Agung selaku Pembina Yayasan. Sebelumnya wartawan KCS TV telah menghubungi salah satu tutor HSBM untuk melakukan liputan di HSBM dan menemui Ibu Oni di acara Lomba Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUDNI Kota Batam tahun 2015 pada hari Kamis kemarin. Melalui informasi yang juga didapat melalui internet, wartawan tersebut tertarik untuk meliput kegiatan belajar pembelajaran di HSBM yang merupakan Homeschooling pertama di Batam.

Liputan Di Kelas ABK

Wawancara dan Liputan dari KCS TV


Dalam liputannya wartawan KCS TV mengambil gambar kegiatan belajar Kesetaraan SD beserta kegiatan belajar pembelajaran siswa ABK di Komunitas Homeschooling Bina Mandiri Batam. Tidak lupa wartawan dari stasiun TV yang menayangkan kegiatan edukasi di Kepri tersebut mewawancarai Ibu Oni, Kepala Sekolah Kesetaraan SD Winsherly Tan, dan Kepala Sekolah Kesetaraan SMP Gita Ardillamariska. Dalam wawancaranya, wanita  berambut panjang yang merupakan wartawan KCS TV tersebut, menanyakan program, metode belajar, kegiatan, serta kurikulum yang digunakan di HSBM.

Wartawan KCS TV sedang mewawancarai Ibu Oni


Kunjungan dan liputan dari KCS TV merupakan hal yang baik. Melalui liputan pendidikan di Komunitas Homeschooling Bina Mandiri Batam yang nanti akan ditayangkan, semoga dapat memberi manfaat pengetahuan bagi masyarakat luas khususnya di Kepri.
Baca SelengkapnyaLiputan KCS TV di Komunitas Homeschooling Bina Mandiri

Rabu, 08 April 2015

Yuuk Cintai bahasa kita, Bahasa Indonesia

Bahasa secara umum memiliki fungsi besar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Berdasarkan fungsinya secara umum, bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, serta sebagai alat kontrol sosial. Menurut Steven Pinker [41–43] (dalam buku Robert Stocker dan Terry Bossomaier, 2013:18) bahasa adalah naluriah, kita terhubung dengan bahasa, bahasa adalah paduan dari kerja otak dan bahasa adalah jendela dari sifat manusia. Tanpa bahasa, manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain mengalami kesulitan untuk berinteraksi satu sama lain.
Sebagai bangsa Indonesia yang besar, kita harus bangga memiliki bahasa persatuan Indonesia. Bangsa Indonesia kaya akan berbagai kebudayaan daerah yang setiap daerahnya memiliki bahasa daerah berbeda-beda. Keragaman bahasa daerah di Indonesia terbukti dengan teridentifikasinya jumlah bahasa daerah di Indonesia sekitar lebih dari 746 bahasa daerah. Hal yang terjadi jika setiap orang menggunakan dan mengedepankan bahasa daerah masing-masing adalah sulitnya terwujud persatuan dan kesatuan Indonesia. Bersyukurlah Indonesia memiliki pemuda-pemudi pendahulu yang berpikir ke depan untuk menyatukan bangsa Indonesia melalui bahasa persatuan sebagaimana yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi : “Kami putra  dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Dalam UUD RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Berdasarkan sumber-sumber tersebut, maka resmilah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara (bahasa Resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sebagai Bahasa Nasional kedudukan bahasa Indonesia berada diatas bahasa-bahasa daerah. Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Bab III tentang Bahasa Negara Pasal 25 ayat (1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. Dan ayat (2) Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan Nasional, lambang Identitas Nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat penghubung antarbudaya antardaerah. Selanjutnya sebagai bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia) dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Dijelaskan di atas fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional adalah sebagai lambang identitas nasional. Bukan sebuah kesalahan jika kita memahami dan memiliki kemampuan dalam berbahasa asing. Namun jadikanlah kemampuan berbahasa asing tersebut sebagai jembatan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia secara luas ke dunia internasional. Hal tersebut menunjukkan kebanggaan kita menggunakan bahasa Indonesia di nasional dan internasional. Penggunaan bahasa Indonesia mampu memberikan efek positive bagi bangsa dan negara yaitu sebagai tanda pengenal dan pemersatu bangsa dimanapun berada. Juga melalui penggunaan bahasa Indonesia secara aktif dalam kondisi apapun dan dimanapun dengan baik dan benar, bahasa Indonesia akan mudah dikenal secara internasional. Sehingga bahasa Indonesia mampu menunjukkan lambang identitas nasional Indonesia tanpa perlu menunjukkan kartu identitas kebangsaan.
Dalam penggunaannya, gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah dan struktur serta pengucapan yang tepat. Berbicaralah menyeluruh menggunakan bahasa Indonesia terhadap sesama bangsa Indonesia. Tunjukkan pula jati diri kita melalui bahasa tersebut dengan perilaku berbahasa yang baik dan beretika sebagaimana secara keseluruhan telah dirangkum oleh dasar Negara kita yaitu Pancasila yang dalam setiap sila-silanya mengajarkan kita untuk menjadi bangsa yang beragama dan menghormati setiap perbedaan, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, bangsa yang bersatu dan kokoh, bijaksana dan bermusyawarah demi mufakat untuk kebaikan bersama, dan adil terhadap sesama hingga mampu menciptakan hubungan baik secara vertikal kepada Tuhan Yang Maha Esa serta secara horizontal kepada sesama manusia. Maka dari bahasa Indonesia yang digunakan dengan tepat oleh bangsa Indonesia inilah jati diri kita baik itu watak, sifat, tingkah laku, dan karakter tercermin.
Untuk memperkuat bahasa Indonesia di internasional, Indonesia memiliki kesempatan yang besar. Bahasa Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia yang menduduki urutan keempat di dunia  yaitu sebanyak kurang lebih 240 juta dari 7,2 miliar penduduk dunia dan banyaknya peminat untuk mempelajari bahasa Indonesia di dunia. Di wilayah Asia Tenggara, bahasa Indonesia dijadikan bahasa kedua yang paling banyak digunakan setelah bahasa resmi utama dari beberapa negara tersebut salah satunya seperti di Vietnam yang telah meresmikannya sejak Desember 2007 dan bahasa Indonesia disejajarkan dengan Bahasa inggris, Perancis, dan Jepang yang meupakan bahasa kedua yang diprioritaskan. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa yang banyak dipelajari di dunia diantaranya adalah Australia, Jepang, Vietnam, Mesir, dan Italia.  Hal ini juga membuat bahasa Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Negara Australia sendiri sudah memasukkan pelajaran bahasa Indonesia ke dalam kurikulum di tingkat Sekolah Dasarnya. Beberapa universitas di Australia juga telah membuka jurusan bahasa atau sastra Indonesia sehingga Australia menjadi negara paling populer yang mengembangkan bahasa Indonesia. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peran pemerintah yang sangat gigih dalam mengembangkan bahasa Indonesia di dunia internasional dalam rangka memperkuat bahasa Indonesia.
Jika dilihat pula dari posisi Indonesia yang strategis diapit oleh dua benua yaitu Australia dan Asia bahkan Indonesia memiliki dua Pulau yang berbatasan langsung dengan dua negara tetangga, posisi tersebut sangat menguntungkan kita untuk memberikan pengaruh yang lebih besar melalui bahasa Indonesia dalam hal positif. Jika penggunaan bahasa Indonesia secara maksimal dengan baik dan benar oleh seluruh penduduk Indonesia baik itu di daerah terpencil ataupun yang mudah terjangkau tentu bahasa Indonesia memiliki kekuatan di internasional.
Salah satu daerah yang strategis di Indonesia adalah Kota Batam yang berada di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dan terletak sangat dekat dengan negara-negara di Asia Tenggara. Letak yang stategis dari Kota Batam, memungkinkan interaksi sosial yang lebih mudah dengan menggunakan berbagai media informasi di antara keduanya. Interaksi sosial ini dapat dimanfaatkan sebagai media untuk memperkuat bahasa Indonesia di internasional terutamanya di kawasan Asia Tenggara. -Essai oleh : Gita Ardillamariska-

Yuuk, cintai Bahasa Indonesia. (Githget)
Baca SelengkapnyaYuuk Cintai bahasa kita, Bahasa Indonesia

Winsherly Tan, Sosok Tutor Penuh Prestasi dan Semangat

Winsherly Tan, sosok Tutor Homeschooling Bina Mandiri yang ramah dan menyenangkan. Sudah mengajar dan mendidik di HSBM selama hampir 5 tahun, tidak membuatnya lelah ataupun bosan dengan profesi yang sekarang dilakoninya. Wajar dengan pengalaman, pengabdian dan keseriusan serta ketulusannya, sosok tutor teladan ini telah menjabat sebagai Kepala Koordinator Kesetaraan SD.

Sebagai mahasiswa S2 Hukum disebuah Universitas terbaik di Batam, banyak yang mempertanyakan keputusannya untuk menjadi seorang pengajar. Namun tidak ada satupun diantara orang-orang yang bertanya tersebut mampu meragukan semangatnya untuk mengabdi dan melayani anak-anak di HSBM. Tentu selama perjalanan karirnya, Winsherly menghadapi berbagai tantangan, suka, dan duka. Namun ketulusannya lah yang membuatnya bertahan hingga berkah yang tak terlihatpun mampu dirasainya.

Tidak hanya menjabat sebagai Kepala Koordinator Kesetaraan SD di HSBM, beliau juga kini menjabat sebagai Ketua Forum Kesetaraan Paket A se-Kota Batam. Namun di tengah-tengah keaktifannya di lingkungan Pendidikan non-formal, prestasi tutor teladan ini sebagai Mahasiswa juga sangat membanggakan. Sudah banyak kompetisi debat maupun karya tulis yang dimenanginya. Bahkan ilmu yang dimilikinya ini, tidak pelit untuk dibagikan kepada sesama tutor dan siswa-siswa di HSBM. Maka sosok tutor ini bukan hanya sebagai teman, guru, orang tua bagi keluarga HSBM, namun beliau juga merupakan sosok teladan dan motivator yang baik.


Salah satu Siswi HSBM (Nadhiya), menunjukkan koran berisi artikel tutor HSBM Winsherly Tan (Tribun Batam, Minggu, 5 April 2015)

Sukses terus untuk tutor kesayangan Homeschooling Bina Mandiri dan kita semua. (Githget)

Baca SelengkapnyaWinsherly Tan, Sosok Tutor Penuh Prestasi dan Semangat

Jumat, 28 November 2014

Dukung Siswi Homeschooling Bina Mandiri dalam Pemilihan Putri Indonesia Kepri 2014

Salah satu peserta yang menarik perhatian dalam pemilihan Putri Indonesia Kepri 2014 dengan parasnya yang anggun yaitu Isabela Indria. Siswi Homeschooling Bina Mandiri ini berhasil lolos ke Final Putri Indonesia Kepri. Malam final pemilihan ajang bergengsi ini akan dilaksanakan pada tanggal 29 November 2014 mendatang.




Ayo, dukung Isabela Indria di pemilihan Putri Indonesia Kepri sebagai Putri Favorite dengan cara SMS : pikepri<spasi>6 kirim ke 3937. (Telkomsel) tarif Rp 550,-. (Githget)


Baca SelengkapnyaDukung Siswi Homeschooling Bina Mandiri dalam Pemilihan Putri Indonesia Kepri 2014

Rabu, 19 November 2014

HSBM Sukses Menyelenggarakan Seminar Pendidikan: "Peran Keluarga Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak dan Perdagangan Manusia"

Dalam perannya di dunia pendidikan yang selalu aktif dan peduli, Homeschooling Bina Mandiri Batam baru-baru ini telah mengadakan seminar pendidikan dengan judul "Peran Keluarga Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak dan Perdagangan Manusia".



Judul ini diangkat karena banyaknya kasus kekerasan seksual dan perdagangan manusia yang terjadi pada anak-anak baik itu sudah terungkap ataupun yang belum terungkap. Melihat banyaknya kasus tersebut, maka HSBM tergerak untuk mengadakan seminar pendidikan dengan harapan melalui seminar ini akan menjadi pelajaran untuk seluruh peserta yang hadir agar lebih peduli dan mampu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak-anaknya.

Peserta seminar beserta Narasumber berpoto bersama Ketua Yayasan Bina Mandiri


Sebelumnya HSBM juga telah sering mengadakan beberapa seminar pendidikan. Seminar yang diadakan selalu mendapat respons positive dari masyarakat dan Dinas Pendidikan terutama bidang PLS Kota Batam yang ditandai dengan kehadiran Kasi bidang PLS Kota Batam di tengah-tengah peserta seminar yang diadakan pada hari Sabtu, 15 November 2014 lalu.

Kasi PLS memberikan sambutan


Sebagai pembuka, siswi-siswi terpilih Homeschooling Bina Mandiri Batam membawakan Tari Persembahan yang terdiri dari 5 siswi yaitu Ruth, Lola, Olivia, Natasya, dan Debora. Selanjutnya acara dimulai dengan sambutan Kasi PLS kota Batam dan dilanjutkan dengan Pengantar oleh Ketua Yayasan Bina Mandiri. Peserta seminar terlihat sangat antusias mengikuti seminar pendidikan yang diadakan di Bandoeng Resto. Beberapa narasumber yang berkompeten dan berpengalaman telah disediakan guna memberikan pendidikan dan berbagi pengalaman kepada peserta. 
























Penari HSBM

Salah satu narasumber adalah Romo Pascal yang merupakan aktifis anti-Human Trafficking. Dalam seminar ini Romo Pascal menceritakan berbagai pengalamannya yang telah mendapat banyak teror dalam melawan human trafficking, beliau juga bercerita bagaimana awal beliau menjadi seorang aktifis di bidang ini, dan berbagai pendidikan berkaitan human trafficking telah dibagikan kepada peserta seminar.Selain Romo. Narasumber dalam seminar ini juga dari Poltabes yang mengungkapkan banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak dan perdagangan manusia, penjelasan materi oleh narasumber pun dipaparkan secara jelas berdasarkan kompetensinya di kepolisian.Adapula Bu Hema, seorang psikolog Kota Batam yang memberikan materi dari sudut psikologis anak. Melalui seminar ini peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sangat baik dan bermanfaat, apa lagi melihat wilayah tinggal kita sebagai Kota yang secara geografis terletak strategis dengan kemudahan akses disegala bidang maka hal ini pun menyebabkan kerawanan dalam tindak kekerasan seksual maupun perdagangan manusia.


Ice Breaking

Psikolog, Bu Hema memaparkan materi

Selain mendapatkan pendidikan dan pengalaman yang luar biasa, beberapa peserta yang beruntung juga mendapatkan hadiah undian lucky draw. Seminarpun berlangsung dengan suasana yang santai, nyaman, dan penuh keakraban.Narasumber dalam seminar ini mendapatkan kenang-kenangan dari HSBM yang pemberian kenang-kenangan tersebut diwakilkan oleh beberapa wali murid HSBM.Lalu seminarpun ditutup dengan pembagian rekapitulasi hasil belajar siswa.(githgeth)

Pemberian kenang-kenangan kepada narasumber anti-human trafficking "Romo Pascal"

Pemberian kenang-kenangan kepada narasumber dari Poltabes


Baca SelengkapnyaHSBM Sukses Menyelenggarakan Seminar Pendidikan: "Peran Keluarga Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak dan Perdagangan Manusia"

Rabu, 08 Oktober 2014

Yang Manakah Karakteristik Gaya Belajar Anak Anda?

Belajar dalam kehidupan manusia, baik itu anak-anak maupun dewasa tidak hanya secara akademik namun juga secara non-akademik.Dampak dari hasil belajar dapat dilihat dari perubahan yang terjadi dalam hidupnya, baik dalam kemampuan motorik, bahasa, emosi maupun kognisi. Dengan demikian, hasil belajar seseorang bukan hanya terbatas pada perolehan angka atau nilai dalam bidang akademik semata-mata, namun meliputi seluruh aspek kemampuan yang berkembang dan ia butuhkan untuk dimanfaatkan dalam menjalani kehidupannya.

Belajar secara akademik adalah salah satu aspek penting dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir (kognisi), kecerdasan emosi dan bahasa, serta kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Aspek-aspek ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan hidup (life skill) berfungsi dalam kehidupan personal dan sosial secara optimal. Menurut Vernon A Magnessen (DePorter, et. al), individu belajar melalui:

10 % Dari bacaan/membaca

20% Dari apa yang didengar

30% Dari apa yang dilihat
50% Dari yang dilihat dan didengar
70% Dari apa yang dikatakan
90% Dari apa yang dilakukan

Dengan memperhatikan teori dari Vernon A Magnessen, bahwa seseorang akan lebih memahami dan mengingat apa yang dipelajarinya melalui melakukannya. Karena individu tersebut akan mengalaminya langsung dan mampu mengingatnya lebih lama. Selain memperhatikan hal tersebut, dalam memberi pengajaran juga kita dapat memperhatikan karakteristik gaya belajar seseorang.

 Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).

Fleming dan Mills (1992) dalam Slamento (2003) mengajukan kategori gaya belajar (Learning Style) VARK ( Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic) tersebut sebagai berikut:

1.      Visual (V)
Kecenderungan ini mencakup menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi.

a.       Beberapa karakteristik Visual Learner adalah :
1)      Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar
2)      Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat
3)      Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak
4)      Cenderung menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu
5)      Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain
6)      Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
7)      Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa
8)      Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar
9)      Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
10)  Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa terganggu
11)  Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati
12)  Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta
13)  Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan

b.      Media atau bahan yang cocok
1)      Guru yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan
2)      Media gambar, video, poster dan sebagainya
3)      Buku yang banyak mencantumkan diagram atau gambar
4)      Flow chart
5)      Grafik
6)      Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda
7)      Symbol-simbol visual

c.       Strategi belajar
Ø  Mengganti kata-kata dengan symbol atau gambar

2.      Aural atau Auditory Learning (A)
Modalitas ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.

a.       Beberapa karakteristik Auditory Learner antara lain :
1)      Mampu mengingat dengan baik apa yang mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan
2)      Mengingat dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang kalimat
3)      Sangat menyukai diskusi kelompok
4)      Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami
5)      Mampu menginngat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas
6)      Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit
7)      Suka berbicara
8)      Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik)
9)      Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
10)  Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang atau menulis
11)  Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti : hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru dsb.
12)  Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara
13)  Mudah terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali

b.      Media atau bahan yang cocok
1)      Menghadiri kelas
2)      Diskusi
3)      Membahas suatu topic bersama dengan teman
4)      Membahas suatu topic bersama dengan guru
5)      Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain
6)      Menggunakan perekam
7)      Mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik
8)      Menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb)

c.       Strategi belajar
1)      Catatan yang dibuat mungkin sangat tidak memadai. Tambahkan informasi yang didapat dengan cara berbicara dengan orang lain dan mengumpulkan catatan dari buku.
2)      Rekam ringkasan dari catatn yang dibuat dan dengarkan rekaman tersebut
3)      Minta orang lain untuk mendengar pemahaman yang diterima mengenai suatu topic
4)      Baca buku atu catatn dengan keras

3.      Read – Write

a.       Media/bahan yang cocok:



• Kamus
• Handout
• Buku teks
• Catatan
• Daftar
• Essay
• Membaca buku manual

Murid HSBM


b.      Strategi belajar:



• Tuliskan kata-kata secara berulang-ulang
• Baca catatan Anda (dengan sunyi) secara berkali-kali
• Tulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda
• Terjemahkan semua diagram, gambar, dan sebagainya ke dalam kata-kata

4.      Kinestetic atau Tactile Learner (K)
Berdasarkan definisi, modalitas ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.

a.       Beberapa karakteristiknya adalah :
1)      Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
2)      Sulit untuk berdiam diri
3)      Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
4)      Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
5)      Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
6)      Mempelajari hal-hal yang abstrak (symbol matematika, peta dsb)
7)      Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran
8)      Menikmati kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran
9)      Sering berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil catatan tersebut
10)  Menyukai penggunaan computer
11)  Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara antusias
12)  Sulit apabila diminta untik berdiam diri atau berada disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik
13)  Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan sesuatu

b.      Media/ bahan yang cocok
1)      Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran
2)      Laboratorium
3)      Kunjungan lapangan
4)      Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata
5)      Pengaplikasian
6)      Pameran, sampel, fotografi
7)      Koleksi  berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya

c.       Strategi belajar
1)      Mengingat kejadian nyata yang terjadi
2)      Masukan berbagai macam contoh untuk memudahkan dalam mengingat konsep
3)      Gunakan benda-benda untuk mengilustrasikan ide
4)      Kembali ke laoratorium atau tempat belajar dapat melakukan eksperimen
5)      Mengingat kembali mengenai eksperimen, kunjungan lapangan dan sebagainya


 Multi Modalitas

Tunggal modalitas yaitu satu tipe gaya belajar seperti visual learner/ auditory learner/ read write ataupun kinesthetic learner. Sedangkan pada multi modalitas akan mempunyai lebih dari satu tipe gaya belajar. Setiap orang berpotensial memiliki tipe belajar multimodalitas tergantung  bagaimana semua indera yang seseorang tersebut miliki untuk dilatih. 
Pada dasaranya dengan multimodalitas seseorang dapat menerima proses belajar dalam kondisi dengan cara beradaptasi terhadap model pembelajarannya.
Baykan dan Nacar (2007) yang membandingkan prestasi belajar siswa yang gaya belajarnya tunggalmodalitas dan multimodalitas. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan.

Memaksimalkan gaya belajar yang dimiliki dengan cara belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing akan membuat seseorang dapat ,memperoleh prestasi belajar yang baik.





Secara realita jenis gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditori, dan kinetetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi) (Didang, 2006). 




Optimasi fungsi kecerdasan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Memahami bagaimana individu belajar dan bagaimana karakteristik metode belajarnya, adalah salah satu cara. Dengan memperhatikan tipe-tipe atau karakteristik belajar diatas, maka kita bisa mengidentifikasi dengan cara apa seorang individu lebih mudah menyimpan dan mempelajari sesuatu, sehingga hasil belajarnya pun menjadi optimal. Karakteristik belajar ini, akan menentukan gaya belajar dan proses pemindahan informasi seperti apa yang paling tepat untuk mengoptimalkan hasil belajarnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan aktivitas belajar adalah mengenali dan memahami kepribadian seorang anak dalam belajar. Ciri-ciri atau tipe kepribadian individu yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:

1. Ciri intelektual/belajar

Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus, peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan inti/kesimpulan dari suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal

2. Ciri kreativitas

Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tidak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang dperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal yang baru, kemampuan mengembangkan atau merinci suatu ide (kemampuan elaborasi) sangat baik.

Siswa HSBM


3. Ciri motivasi

Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum tugas selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami suatu bidang/bahan pengetahuan yang diajarkan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat putus asa dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa (misal masalah korupsi, bencana alam, atau topik-topik yang sedang aktual). Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Proses belajar seseorang, memang ditentukan oleh kemampuan kecerdasannya. Namun optimasi atau pemanfaatan fungsi kecerdasan ditentukan oleh banyak faktor. Anak-anak yang mempunyai kemampuan kecerdasan rata-rata bisa saja memiliki hasil belajar yang optimal dan lebih baik dibandingkan dengan anak-anak dengan kemampuan kecerdasan diatas rata-rata. Begitu pula halnya pada anak yang dianggap ‘biasa-biasa saja’ selalu ada peluang untuk memiliki hasil belajar yang lebih baik dari anak yang dianggap ’pintar’. Memahami metoda dan karakteristik belajar seorang anak dapat membantu mengoptimalkan pemfungsian kemampuan kecerdasannya.
Adapun kecerdasan seseorang, berkaitan dengan kerja belahan otak kiri dan otak kanan. Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas, imajinasi dan intuisi, humanistik, divergen. Sementara belahan otak kiri berhubungan dengan keteraturan, logika, linier, sekuensi/keurutan, fokus dan konvergen. Kecedasan sendiri adalah kemampuan seseorang untuk menarik keuntungan dari lingkungannya; dalam arti mampu berperilaku secara adaptif, berfungsi secara sukses dalam lingkungannya (Reber, 1995). Dengan definisi ini, maka kecerdasan tidaklah hanya berkaitan dengan kemampuan akademik saja, melainkan bagaimana seseorang berhasil menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya. Kecerdasan memiliki berbagai bentuk/tampilan, menurut Howard Gardner paling tidak ada 8 jenis kecerdasan, sebagai berikut:
Jenis Kecerdasan

1. Linguistic (bahasa) Kemampuan untuk menggunakan bahasa secara efektif, mengerti kata-kata serta nuansa makna kata.

Jenis pekerjaan –> Menulis, editing, menerjemahkan, membuat argument yang persuasive, pengarang, penulis puisi, wartawan, ahli pidato, pembawa acara.
Bentuk Stimulasi

• Beri kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk bicara

• Sediakan sebanyak-banyaknya waktu untuk berbicara dengan anak berdua saja

• Lakukan permainan melengkapi kalimat, permainan tebak-tebakan kata, bermain peran
• Membaca buku bersama-sama
• Bercerita,

2. Logic- mathematic (logika matematika)

Kemampuan dalam bidang sains, memecahkan masalah secara logis, terutama dalam matematik (memanipulasi angka).

Jenis Pekerjaan –> Sains, memformulasikan dan menguji hipotesa mengenai gejala yang diamati; kedokteran, memecahkan soal matematika dengan cepat, bisnis, ilmuwan, pekerja akunting, insinyur, programmer komputer
Bentuk Stimulasi

Memperkenalkan anak konsep jumlah, konsep lebih besar-lebih kecil, mengenali angka, melakukan klasifikasi, mengurutkan

3. Musical (musikal)

Kemampuan untuk memahami dan menciptakan music, memiliki apresiasi musik.

Jenis Pekerjaan –> Memainkan alat music, membuat/menciptakan lagu, menjadi konduktor, penyanyi, pengamat dan pengkritik musik
Bentuk Stimulasi 

Mendengarkan ritma lagu, menyaksikan pertunjukan music, menyanyi sambil menari, bermain sambil mendengarkan lagu

4. Visual Spatial (visual ruang)

Kemampuan untuk menemukan lokasi (jalan); memperkirakan hubungan antar benda dalam ruang. Mampu memperhatikan detail dari apa yang dilihat, dan membayangkan serta memanipulasi objek visual didalam benaknya.

Jenis Pekerjaan –> Arsitektur, perencanaan kota, pekerjaan perkayuan (misal membuat mebel), pelaut, pilot, pelukis, arsitek, pemahat, ahli geografi
Bentuk Stimulasi

Menggambar, melukis, bermain plastisin, tanah lempung, berkreasi dengan barang bekas, bermain puzzle, berimajinasi, berdandan, melihat peta, menggambar peta rumah, atau peta jalan dari rumah menuju ke tempat tertentu

5. Bodily-kinesthetic (kinestetika tubuh)

Kemampuan untuk bergerak dengan ketepatan (presisi) dan menggunakan keterampilan tubuh.

Jenis Pekerjaan –> Menari (penari), olah raga (atlet), pantomim, ahli bedah, ahli-ahli teknik
Bentuk Stimulasi

Mengajaknya berlari, bermain di alam bebas, melompat, berayun, meloncat, meniti, menggerakkan tubuh sambil mengikuti irama music, mewarnai gambar, menguntai kalung, menuang air kedalam botol, menyusun mainan

6. Interpersonal (interpersonal/ antar pribadi)

Kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, mampu mengenali perilaku orang dengan jeli ‘membaca’ suasana hati orang lain, menemukan dorongan serta maksud yang mendasar dari perilaku orang lain.

Jenis Pekerjaan –> Bidang pengajaran (guru), psikologi, acting, pekerja social, politikus
Bentuk Stimulasi

Membiasakan anak bergaul dengan orang lain, membaca cerita dan mengidentifikasi tokoh-tokoh dalam cerita, melatih anak memahami perasaan orang lain, melatih anak untuk memahami perasaannya sendiri, misal saat marah, cemas, takut, gembira, senang, sedih

7. Intrapersonal (dalam diri)

Kemampuan untuk memahami diri sendiri, mengenali perasaan, motif dan dorongan yang dimiliki diri pribadi, kekuatan intuitif, mampu memotivasi diri, studi mandiri

Jenis Pekerjaan –> Motivator, Bidang konseling, psikiatri, ahli agama (teolog), filsuf
Bentuk Stimulasi 

Melatih anak mengenali dan menyadari berbagai perasaan dalam dirinya, mengajarkan pada anak keunikannya, melatihnya menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, memberinya tugas-tugas yang dapat ia kerjakan sendiri, memberi pujian dan penghargaan atas prestasinya, membiasakan ia untuk mandiri

8. Naturalist (naturalistic/alam)

Kemampuan untuk membeda-bedakan spesies serta ciri-cirinya (berkenaan dengan bahan alam), mampu melakukan pengamatan dan observasi nilai kehidupan

Jenis Pekerjaan –> Memancing, berburu, beternak, berkebun, bertani (petani), memasak, ahli biologi, ahli tumbuh-tumbuhan (botanist), ahli pertamanan (landscaper)
Bentuk Stimulasi 

Mengajak anak ke kebun binatang, kebun raya, perkebunan, pegunungan, hutan, sungai, sumber air panas, memperkenalkan anak dengan berbagai objek alam, membiasakan mereka ikut menjaga alam misal menyiram tanaman, menanam, menyediakan buku dan film mengenai alam, membicarakan mengenai alam, memelihara hewan, tanaman, mengoleksi benda-benda alam

Usaha mengoptimalkan fungsi kecerdasan seseorang telah banyak diteliti dan menemukan berbagai alternatif cara untuk melakukannya. Berbagai pendekatan dan metode belajar juga telah banyak dicobakan oleh berbagai institusi pendidikan, mulai dari metode belajar Quantum, metode Montessori, dan lain-lain. Memahami karakteristik belajar seorang anak, adalah salah satu cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua di rumah untuk membantu anak mengoptimalkan fungsi kecerdasannya, sehingga anak bisa berkembang optimal dan mendapat manfaat sebesar-besarnya dari interaksinya dengan berbagai pengetahuan pada setiap jenjang pendidikan yang dilaluinya.

Lalu, termasuk yang manakah anak Anda? Apapun itu, motivasi adalah cara terbaik untuk menumbuhkan kepercayaan diri sang anak. Sehingga ia mampu menemukan jati diri dan mengenal karakteristik diri untuk mengembangkan dirinya.



Bimo dan Fargas, Murid Homeschooling Bina Mandiri Batam

Baca SelengkapnyaYang Manakah Karakteristik Gaya Belajar Anak Anda?